Sabtu, 06 November 2021

2 Musisi Purwakarta ada di JEI Angklung, Band etnik yang dikagumi di luar negeri


PurwakartaOnline.com – Awal milenium, tahun 2000-an awal hingga pertengahan negeri ini booming dengan muncul dan suksesnya band-band lokal Indonesia.

Sebut saja Peter Pan, Radja, Kangen Band, Nidji, Letto, Utopia, Mbah Surip dan banyak lagi. Saat itu banyak band yang berhasil menapaki kesuksesan populeritas dan mungkin juga sukses secara komersial.

Kita terus terang kangen dengan masa-masa itu, tim riset (tukang browsing) Purwakarta Online coba berselancar di internet. 


Guna mencari band Indonesia yang sedang 'in' saat ini.

Kemudian apa yang terjadi? Tim mendapati sebuah band atau mungkin juga grup musik, dengan ‘warna’ etnik yang muncul dalam postingan media sosial orang-orang eropa.

Contohnya postingan seorang facebooker berama Tex Johan (Tex The Travelin Man), seorang bule yang sepertinya sangat kagum dengan penampilan band asal Indonesia ini.

"GREAT PERFORMANCES TODAY BY JEI ANGKLUNG/JEI KERONCONG (angklung and krontjong orchestra from Jakarta, Indonesia) featuring DINA SUGIANTI and ITTE YULITA, Tong Tong Fair, The Hague, Holland, May 28, 2018!" tulis Tex Johan.


Dengan bangga ia berfoto bersama personil JEI lalu mengunggahnya ke facebook.

Ya, seperti ditulis oleh Bule-bule eropa tadi, grup musik tersebut ternyata bernama JEI Angklung!


Oke, siapa itu JEI Angklung?

Kebetulan saat ‘ramadhan covid’ tahun ini kita juga digemparkan oleh suguhan unik berupa Haleuang Challenge!

Sebuah tantangan vokal dari grup musik JEI Angklung, yang memfasilitasi masyarakat, yang saat itu sedang jenuh diam di rumah karena pandemi corona.

Ada hal menarik yang patut Purwakarta Online garis-bawahi, yaitu dua personil JEI Angklung berasal dari Kabupaten Purwakarta.


Pertnama, yaitu Dina Sugianti berasal Kecamatan Kiarapedes dan Anggit Galih Pangrawit, dari Kecamatan Bungursari.

Berikut adalah rangkuman data yang tim riset Purwakarta Online dapatkan mengenai JEI Angklung hingga hari ini.


Sekilas 


JEI Angklung adalah grup musik etnik-kolaborasi, yang dominan memainkan alat musik Arumba (Alunan Musik Rumpun Bambu).

Karena dalam bermusik JEI Angklung memang kerap menggunakan alat musik seperti angklung, gambang dan suling.

Saat ini, JEI Angklung memilih lokasi utama untuk berkumpul (base camp) dan berlatih di daerah Setiabudhi, Bandung.

Salah satu kekuatan dalam JEI Angklung adalah adanya seorang musisi muda berbakat dan jenius dalam mengaransemen musik, yaitu Anggit Galih Pangrawit.

Lagu-lagu yang digarap oleh  JEI Angklung, mayoritas dikerjakan oleh Anggit Galih Pangrawit meskipun dalam praktiknya tetap dibantu oleh rekan-rekan lainnya.


Sejarah 

Awalnya JEI Angklung merupakan sebuah perusahaan yang berbasis kesenian musik sunda dengan nama resmi PT. JEI (Jonggara Entertainmant Indonesia).

Dibentuk pada hari Jumat, 13 Desember tahun 2013 di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Namun seiring berjalannya waktu, PT. JEI tidak berlanjut. 

Kemudian atas kesepakatan dengan Bapak Jonggara, Pemilik PT. JEI, akhirnya personil JEI melanjutkan nama JEI sebagai grup musik.

Saat itu di akhir tahun 2015, disepakati juga perubahan nama depan huruf ‘J’, yang awalnya yang berarti Jonggara berubah menjadi Jawara.


Booming Haleuang Challenge! 


Dalam kondisi pandemi corona, personil JEI tidak bisa bertemu untuk berlatih.

Kemudian dengan terpaksa, JEI Angklung melakukan latihan dari rumah masing-masing dengan mamanfaatkan teknologi komunikasi. 

Kegiatan latihan diunggah ke instagram dan youtube 
JEI Angklung Official, mendapat respon positif dari follower yang akhirnya menarik para fans untuk turut berpartisipasi. 

Maka yang terjadi kemudian adalah apa yang kini populer dengan sebutan vocal challenge, para fans ikut ‘bermain’ musik bersama JEI Angklung.

Saking populernya Haleuang Challenge! Hingga membuat banyak media televisi nasional mengulasnya.

Bahkan Kompas TV dalam momen krusial hari Idul Fitri mewawancarai JEI Angklung secara live ekslusif.


Baca juga: Wawancara live ekslusif Kompas TV bersama JEI Angklung)

Booming-nya Haleuang Challenge! pun membuat musisi lain terinspirasi, berikutnya mereka pun tampak membuat acara serupa yaitu vocal challenge.

Baca juga: Tutorial ikutan Haleuang Challenge! JEI Angklung 

Kiprah 

Kiprah JEI Angklung agak sulit ditemukan, namun dari penelusuran tim berhasil dirangkum beberapa diantaranya, seperti berikut ini:



  • JEI Kerjasama dengan PT. Djarum, Napak Jagad Pasundan keliling Jawa Barat. (PT. JEI)


  • Wisata Ciwidey, angklung interaktif di Kawah Putih 2014 hingga 2015 (PT. JEI)


  • Java Jazz Festival 2015 (PT. JEI)


  • Indonesia Jazz Festival, Jakarta 2016 (PT. JEI)


  • Seoul, Korea Selatan tahun 2014 (PT. JEI)


  • Tong Tong Fair, Den Haag, Belanda 2016 (JEI Angklung)


  • Tong Tong Fair, Den Haag, Belanda 2017 (JEI Angklung)


  • Tong Tong Fair, Den Haag, Belanda 2018 (JEI Angklung) 


  • Jepang, tahun 2018 (JEI Angklung)


  • Malaysia, tahun 2017 (JEI Angklung)


  • Madrid, Spanyol tahun 2018 (JEI Angklung)


  • Praha, Republik Checko tahun 2019 (JEI Angklung)


    Personil saat ini 

    Sebagaimana kelompok musik atau band lainnya, 
    JEI Angklung pun mengalami apa yang disebut bongkar-pasang personil. 

    Berikut adalah personil JEI Angklung saat ini:

    1. Dina Sugianti alias ichuy
    Posisi: Vokal
    Asal: Purwakarta



    2. Aditya Sapul Bachri
    Posisi: Vokalis, Angklung, Cuk
    Asal: Pangandaran


    3. Anggit Galih Pangrawit
    Posisi: Perkusi
    Asal: Ciamis, sekarang di Purwakarta


    3. Ardian Sumarwan
    Posisi: Gambang pengiring, Cello
    Asal: Bandung


    4. Arfin Ali Hasad alias iyong
    Posisi: Gitar, Gambang Melodi
    Asal: Tasikmalaya


    5. Anggara Davisca
    Posisi: Bass Guitar
    Asal: Kuningan


    6. Dana Komara
    Posisi: Kendang
    Asal: Bandung


    7. Yan Gahinsah
    Posisi: Angklung
    Asal: Bandung


    8. Taufik Muhammad Saepudin
    Posisi: Alat Tiup (Suling, saxophone)
    Asal: Bandung


    9. Bagja Subakti
    Posisi: Angklung, Cuk
    Asal: Tasikmalaya



    ***

    Rudy Octave

    Tidak disangka, ternyata dalam perjalanan musik JEI Angklung, ada keterlibatan Rudy Octave!

    Rudy Octave adalah musisi sekaligus budayawan yang sangat concern dalam melestarikan budaya, bahasa dan musik daerah di Nusantara ini.

    Saat Java Jazz Festival 2015 mencari grup musik etnik yang paling bagus saat itu, untuk ditampilkan dalam JJF 2015.

    Adalah Rudi Octave yang menemukan JEI sebagai juara 1 grup musik kolaborasi etnik-modern.

    Sehingga dengan begitu, JEI berkesempatan tampil dalam perhelatan musik jazz kelas internasional tersebut, tampil dan mewakili musik etnik Nusantara.

    Rudi Octave juga berhasil mengajak JEI untuk tampil dalam Tong Tong Fair di Belanda, hingga 3 tahun berturut-turut, dari tahun 2016 hingga tahun 2018.

    Melihat animo warga Belanda yang sangat tertarik dengan musik kroncong yang dibawakan JEI.

    Akhirnya tahun 2017 JEI membuat album recording dalam bentuk audio CD yang dipasarkan khusus di Belanda, album tersebut pun diproduseri langsung oleh Rudi Octave.

    Kemudian Rudi Octave juga produseri Album kedua JEI di tahun 2018, masih dipasarkan khusus di Belanda. 

    Kali ini album berisi musik angklung, berbeda dengan album pertama yang berisi lagu keroncong.


    Karya 


    Sangat disayangkan, JEI Angklung sepertinya belum begitu banyak memproduksi lagu karya sendiri, kebanyakan adalah cover dari lagu lawas dengan balutan musik etnik.

    Hingga saat ini, kami hanya menemukan beberapa lagu yang diyakini dibuat oleh JEI Angklung atau oleh personilnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:



      • Galendo Ciamis, diciptakan oleh Anggit
      • Arumba Euy! Anggit dan Arfin
      • Guriang 7
      • Rarasati
      • Tong Cilingcingcat!, diciptakan Anggit
      • Kuningan Maju Berseka, diciptakan oleh Anggara
      • Lagu lebaran diciptakan Iyong
      Album pertama

      Album pertama bertajuk Jei Keroncong, berisi tujuh lagu, dipasarkan untuk fans JEI yang ada di Belanda. Berikut daftar lagunya:



      1. Welkom Op De Tong Tong Fair (Overture)
      2. Bengawan Solo
      3. Stambul Cha Cha
      4. Keroncong Kemayoran
      5. Keroncong Moresko
      6. Bunga Anggrek
      7. Waroom Huil Je Toch Nona Manis


      Album kedua

      Album kedua, JEI Angklung tidak ditemukan informasinya. Hanya beberapa lagu sempat disebutkan masuk kedalam album kedua JEI.

      Jika yang pertama mengedepankan musik keroncong yang mana musik ini punya tempat tersendiri di hati sebagian warga negara Belanda.

      Maka di album kedua JEI mengemas musik angklung. Berikut beberapa lagu, lainnya belum 'ditemukan':


      • Peuyeum Bandung
      • Bangbung Hideung
      • Kacamata
      • Arumba euy
      • Mojang Priangan


      JEI juga sempat menggarap sebuah musik soundtrack untuk film animasi di negeri Jepang. 

      Namun tidak banyak informasi yang kami dapatkan mengenai judul lagu atau pun judul filmnya.


      Medsos

      Berikut adalah media sosial yang diyakini memang resmi milik JEI Angklung saat ini:







      Yup, itulah hasil sementara dari penelusuran Purwakarta Online, mengenai grup musik JEI Angklung yang ternyata harum di ‘luar’ tapi baru terdengar di dalam negeri saat kemarin ‘korona’. 

      Padahal JEI Angklung ini beberapa kali menjuarai festival musik etnik di dalam negeri. Lain kali kita bahas, 'tim riset' Purwakarta Online cari dulu bahannya (enjs)

      Jumat, 04 Oktober 2019

      Wonderful Indonesia Bawa Hangatnya Pantai Tropis ke London




      Liputan6.com, Jakarta Wonderful Indonesia kembali menggoda publik Inggris dengan promosi keindahan pantai dalam suasana atmosfer tropis. Yaitu dengan Indonesia Weekend yang digelar di Potter's Field Park, London Inggris pada 22-23 Juli mendatang.
      Potters Field adalah sebuah taman seluas 6.200 meter persegi yang berlokasi tak jauh dari ikon wisata Inggris, Tower Bridge dan Tower of London. Lokasi tempat ajang ini digelar juga berada di tepi Sungai Thames dan berdekatan dengan kantor wali kota Inggris.
      Ditegaskan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, bahwa hal ini menjadi salah satu strategi promosi pariwisata Indonesia di luar negeri. "Potter's Filed Park ini lokasi yang sangat strategis untuk promosi Wonderful Indonesia, diharapkan acara ini bisa menarik perhatian warga London, sebab di akhir pekan kawasan Potter Fields dilintasi sedikitnya 70.000 orang," kata Menpar Arief Yahya, Selasa (18/7).
      Jadi selain gencar promosi via "serangan udara" dengan digital campaigne dan media mainstream, Kemenpar juga menghadirkan sensasi di lapangan.
      Menpar Arief Yahya menilai pariwisata Indonesia harus berpromosi di Potter's Field dengan materi promosi yang menarik dan tampilan maksimal. Terlebih dalam penyelenggaraan Indonesia Weekendini sudah yang kedua kalinya ini, diharapkan dapat menjaring banyak peminat.
      "Kita ulangi sukses IndonesianWeekend pada tahun lalu yang mampu menarik pengunjung sebanyak lebih dari 30.000 orang dimana 72,4 persen-nya adalah masyarakat Inggris, 24,7 persen non Inggris, dan 2,9 persen Indonesia.
      Semaraknya Indonesian Weekend 2016 terlihat dari jumlah stand participants sebanyak 53 stand, lebih dari 6.000 tusuk sate terjual, dan 500 menit performance di panggung utama," kata Menteri asal Banyuwangi itu.
      Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana yang didampingi Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya menyampaikan, Kemenpar berencana akan membuka lahan pameran seluas 180 meter persegi dengan mengangkat tema "Indonesia sebagai Warm Destination".
      Pilihan tema, atraksi, dan pertunjukan yang ditampilkan pada Indonesian Weekend kali ini merupakan bagian dari upaya Kemenpar untuk terus mendorong wisatawan untuk mengenal dan meningkatkan minat masyarakat Inggris untuk berwisata ke Indonesiayang beyond Bali.
      Indonesia memiliki 17.504 pulau dengan 223 juta penduduk dari 491 etnis dan suku berbeda, serta memiliki 726 bahasa yang berbeda pula. Identitas Indonesia adalah keberagaman destinasi, alam yang indah, pantai yang asri, dan kebudayaan yang berbeda satu sama lain namun menjadi satu dalam sebuah keharmonisan yang semuanya disajikan dalam atmosfer yang nyaman di tengah-tengah keramahan terbaik khas Indonesia.
      "Tema ini dimunculkan dengan setting pesta pantai lengkap dengan 50 ton pantai berpasir putih, dekorasi bertema pantai seperti tiki hut yang menyajikan minuman tropis khas Indonesia, banana boat, dan simulator surfing," kata Pitana.
      Selain keindahan alam berupa pantai, akan ditampilkan pula ragam kekayaan kuliner, musik, fashion, dan kesenian lainnya. Dari sisi daya tarik kuliner, Chef Degan Septoadji mantan juri Master Chef Indonesiaakan memberikan food demonstration dengan menu Rendang, Soto Betawi, dan Gado-gado.
      "Ada juga pertunjukan musik yang akan dimeriahkan dengan lagu lagu Indonesia dengan sentuhan modern yang dibawakan oleh DJ Allfy Rev, Jei Angklung, serta tarian Topeng dan Jaipong," ujar Nia Niscaya.
      Sedangkan untuk kegiatan fashion, Nia Niscaya menambahkan, akan ada koleksi busana dari Elzatta dan Dauqy by Elhijab dan Indonesian Fashion Chambers yang akan membuka pop up boutique dan peragaan busana. "Selain itu ada juga pertunjukan pencak silat yang dipadukan dengan hip hop, henna artist, dan seniman mural," tambah Nia.
      Berbagai aktivitas menarik itu diharapkannya mampu menarik perhatian pengunjung di Potter's Field Park ini sehingga brand pariwisata Indonesia semakin dikenal khususnya di London Inggris.
      Ia mengatakan, selama ini Inggris merupakan salah satu negara fokus pasar wisata utama yang potensinya masih sangat besar untuk dioptimalkan. Menurut data Kemenpar, jumlah wisatawan asal Uni Eropa yang berkunjung ke Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai sekitar 1 juta orang.
      "Dari 1 juta orang itu, Inggris tercatat sebagai penyumbang wisatawan terbesar yaitu mencapai 230.000 orang dan untuk tahun 2017 ini, pasar Inggris ditargetkan akan mampu mendatangkan 384.000 wisman. Sampai dengan bulan Mei 2017, angka kunjungan tercatat sebanyak 135.566 wisman atau 35,3% dari target," katanya.
      Oleh karena itu, Kemenpar menganggap penting untuk lebih gencar menggarap pasar Inggris melalui berbagai promosi wisata di kota-kota potensial negara itu khususnya di London sebagai jantung utama Inggris.
      Branding Wonderful Indonesia juga meningkat dengan terpasangnya poster di 27 main London Tube Stations, hashtag #IndonesianWeekend di media sosial, dan liputan di 200 media lokal Inggris dan nasional. Upaya ini untuk semakin mendorong minat kunjungan dan mempermudah calon wisatawan untuk mendapatkan informasi mengenai paket-paket wisata ke Indonesia.
      "Dalam pameran ini, Kemenpar juga akan menggandeng 3 tour operator lokal yang menjual paket wisata ke Indonesia yaitu Kuoni Travel, Ethos Travel, dan Dive Worldwide. Selain itu di paviliun Indonesia akan menampilkan karnaval dari Malang Flower Carnival dan VR experience," ujarnya.

      Siaran Pers : Gowes Wisata dan Festival Angklung Jadi Daya Tarik Baru Wisata Kuningan

      Minggu, 28 April 2019


      SIARAN PERS
      KEMENTERIAN PARIWISATA

      Gowes Wisata dan Festival Angklung Jadi Daya Tarik Baru Wisata Kuningan
      Kuningan, 28 April 2019 - “Gowes Wisata” atau bersepeda santai mengelilingi Waduk Darma Kuningan dan Festival Angklung digelar di Kuningan, Jawa Barat, dan diharapkan menjadi daya tarik baru bagi sektor pariwisata di wilayah itu.
      Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Anang Sutono di Kuningan, Minggu, 28 April 2019, mengatakan Jalur Gowes Wisata (start dan finish) berada di objek wisata Waduk Darma adalah upaya mempromosikan pariwisata untuk Kabupaten Kuningan.


      Peserta Gowes Wisata diikuti oleh 6000 peserta terdiri dari 138 klub sepeda di Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
      Rute ajang sepeda santai tersebut merupakan jalur lintasan yang digunakan untuk kompetisi sepeda internasional Tour de Linggarjati (TDL) Kuningan dengan jarak tempuh 15 km.
      “Selama gowes, para peserta melintasi desa-desa wisata dan bisa menikmati pemandangan alam di sekitar Waduk Darma Kuningan,” kata Anang.
      Alat musik khas Jawa Barat yakni angklung ditampilkan dalam kegiatan Gowes Wisata tersebut dengan peserta dari berbagai sanggar, komunitas, dan pelajar daerah Jawa Barat. Sejumlah penampil juga mempertunjukan kolaborasi apik diantaranya JEI angklung, Rita Tila, Angklung Orcestra SMAN 3 Kuningan dan D’Calungs. Tak kalah menarik, yaitu pertunjukan _Angklung Internasional How to Play_ dari 5 negara yaitu Madagaskar, Ukraina, Uzbekistan, Jepang, dan Filipina.
      Angklung merupakan salah satu alat musik khas Jawa Barat yang bisa menjadi daya tarik kunjungan wisatawan ke daerah ini.
      Bupati Kuningan, Acep Purnama, mengatakan bahwa Kuningan akan mempersiapkan pertunjukan angklung kelas dunia. "Lembaga pendidikan di Kuningan akan kami dorong untuk mendidik para pelajar untuk bisa memainkan alat musik khas Jawa Barat, termasuk angklung," katanya.


      Sebagai destinasi wisata, Kabupaten Kuningan akan dikembangkan dalam koridor pariwisata berbasis alam dipadukan dengan daya tarik kesenian daerah. "Kami akan mengembangkan wisata alam, rencananya kami akan membangun sebuah jembatan yang kalau kita berjalan di atasnya, kita seolah berjalan di atas air," jelas Acep.
      Anang Sutono menyampaikan bahwa dukungan Kemenpar pada kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Kemenpar untuk memajukan kesejahteraan masyarakat Kuningan melalui pariwisata.
      Sebagai lokasi wisata, Kabupaten Kuningan unggul secara akses, yakni dekat dengan Bandung dan Bandara Internasional Kertajati Majalengka yang sudah diresmikan tahun lalu. Untuk itu, peningkatan pariwisata di Kuningan harus dilakukan secara seksama.
      "Selain pengadaan 3A di Kabupaten Kuningan, peningkatan kualitas SDM pariwisata juga harus dipersiapkan secara matang," tambah Anang.
      Selain angklung, alat musik khas yang ada di Kuningan yakni calung. Pemda Kabupaten Kuningan pun sedang mendesain pementasan calung akbar yang akan dimainkan oleh remaja putri.


      "Bayangkan, pasti luar biasa, tidak hanya Angklung tapi calung juga bisa memperkaya atraksi budaya yang menarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten Kuningan" sebut Anang.
      Guntur Sakti
      Kepala Biro Komunikasi Publik

      JEI Angklung at cesky krumlov folklore festival


      International Folklore Festival Cesky Krumlov XIX

      Festival di Český Krumlov didedikasikan untuk kelompok pemuda.  Hanya ada delapan festival cerita rakyat seperti itu di Republik Ceko, festival lainnya terutama untuk kelompok dengan anggota dewasa.  Alasan mengapa festival cerita rakyat ini berlangsung di Český Krumlov adalah karena kelompok cerita rakyat Jitřenka yang bermarkas di sana pada tahun 1975. Penyelenggara utama adalah kelompok cerita rakyat Růže dan Jitřenka dari Český Krumlov.
      Pada tahun ini, festival ini akan berlangsung dari tanggal 27 hingga 28 September.  Program utama direncanakan pada hari Sabtu dari 10:00 - 20:00.  Panggung utama akan ditempatkan di alun-alun utama.  Selama program akan ada pertemuan para pemimpin kelompok dengan walikota kota Český Krumlov dan dengan tamu penting lainnya.  Lebih menarik lagi, pelaksanaan program pada hari Jumat saat kelompok berjalan dan menari melalui pusat kota,  hal ini akan ditandatangani di UNESCO.  Suasana di pusat kota yang dibuat oleh kelompok adalah sesuatu yang mengesankan.
       Untuk memeriahkan festival ini, diundang grup dari luar negeri, Moravia, Bohemia dan grup dari wilayah Bohemia Selatan juga untuk menjaga program tetap menarik dan setiap grup harus memiliki musik live dan JEI Angklung adalah salah satunya.



















      Rabu, 02 Oktober 2019

      Bekraf Gelar Aktivasi Ekosistem Seni Pertunjukan Bandung Raya

      Bekraf Gelar Aktivasi Ekosistem Seni Pertunjukan Bandung Raya

      OLEH: RADEN ZULFIKAR | 17 SEPTEMBER 2018



      Bekraf Gelar Aktivasi Ekosistem Seni Pertunjukan Bandung Raya
      Bekraf bekerjasama dengan para pelaku kreatif Subsektor Seni Pertunjukan di Bandung Raya membuat aktivasi ekosistem Seni Pertunjukan di Bandung Raya.
      Bandung, (14/9/18) -- Bertempat di Dome Sasikirana KoreoLab & Dance Camp yang merupakan hasil dari Bantuan Pemerintah Bekraf Revitalisasi Ruang Kreatif tahun 2017 lalu, Bekraf bekerjasama dengan para pelaku kreatif Subsektor Seni Pertunjukan di Bandung Raya membuat aktivasi ekosistem Seni Pertunjukan di Bandung Raya. 
      Kegiatan ini merupakan sebuah tindak lanjut dari program Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi pada 21 – 23 Mei 2018 lalu. Dari keempat daerah di Bandung Raya,  2 daerah (Kab. Bandung dan Kab.Bandung Barat) memilih Subsektor Seni Pertunjukan sebagai subsektor unggulannya, sedangkan Kota Bandung memilih Fesyen dan Kota Cimahi memilih Animasi & Games.
      Acara ini dibuka langsung oleh Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari. Para pelaku kreatif yang terlibat, antara lain: Jawara Entertainment Indonesia (JEI Angklung) dari Kab. Bandung Barat, Lele Jemping Sabilulungan dari Kab. Rancaekek, dan Ensemble Tikoro dari Bandung. Setelah dibuka oleh beberapa penampil, acara dilanjutkan dengan dialog singkat dengan para narasumber yang bergerak dibidang Seni Pertunjukan, antara lain: Herry Dim, Melanie Martini, FX Widaryanto dengan moderator Andar Manik.
      Dihadiri juga oleh Plt Bupati Bandung Barat, Dadang Maksum, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Cimahi, Benny Bachtiar dan dari Kepala Bidang Ekraf Disbudpar Bandung, Tris Avianti.
      Program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) merupakan salah satu program unggulan dari Deputi Infrastruktur Bekraf yang bertujuan untuk membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” guna memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Info lebih lanjut mengenai program ini, bisa dilihat pada tautan www.kotakreatif.id.
      Berikutnya Bekraf akan menggelar aktivasi Solo Raya pada awal Oktober 2018 bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Institut Seni Indonesia Surakarta. (Zulf)

      Jumat, 21 September 2018

      Pameran Lingkungan Hidup dan Ekowisata


      BERBAGI
      KBRI Tokyo mengundang Bapak dan Ibu dan Saudara2 semua untuk mengunjungi Pameran Lingkungan Hidup dan Ekowisata yang berlangsung sejak Sabtu kemaren hingga Rabu, 25 Oktober 2017 di ASEAN-JAPAN Center, Tokyo.

      Pameran menampilkan berbagai produk-produk ramah lingkungan (green products), produk-produk Hasil Hutan Non-Kayu (Madu hutan, gula aren, gaharu, dsb), promosi program-program konservasi di Indonesia, promosi kekayaan lingkungan hayati Indonesia, promosi berbagai lokasi eko-wisata dan lain sebagainya.

      Pameran lingkungan hidup dan ekowisata ini juga akan memamerkan berbagai lukisan yang bertemakan lingkungan dari pelukis Yuli Purwanto (Staf Lokal KBRI Tokyo, Indonesia), PED-Mariko Doi (Jepang) dan Ayoeningsih Dyah Woelandhary (Universitas Paramadina, Indonesia).
      Untuk memeriahkan pameran ini akan di lakukan Kelas-kelas belajar pertukaran budaya setiap hari, yaitu belajar membatik (Dr. Wanda Listiani dari ISBI Bandung) dan bermain angklung (Ardian Sumarwan dari JEI Angklung Bandung).


      Adapun jadwal kelas Belajar sbb:
      – Belajar Batik Metode Cold Waxing tiap Hari: 11.00 – 12.00 dan 15.30 – 16.30
      -Belajar Bermain Angklung tiap hari:  14.00 – 15.30
      Lokasi Pameran:  ASEAN-JAPAN Center,Shin Onarimon Building (Lantai 1), 6-17-19 Shimbashi, Minato-ku, Tokyo 105-0004 (Telepon: 03-5402-8001)

      Indonesian Weekend Sebagai Ajang Diplomasi Budaya di London


      Editor fauziah-

      Jakarta – Perhelatan Indonesian Weekend siap digelar untuk kedua kalinya di Potters Fields Park, London, Inggris. Tahun ini Indonesia mengangkat suasana “hangat Indonesia” dengan menciptakan atmosfer bak pesta pantai. Tak hanya itu, diplomasi budaya juga diperkenalkan kembali di acara tersebut. Diantaranya menghadirkan kesenian Indonesia lewat permainan tradisional dan pencak silat, kuliner, destinasi wisata, fesyen dan musik.
      Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Nadjamuddin Ramly memaparkan, tahun lalu Indonesian Weekend berhasil menarik 30.000 pengunjung dengan persentase pengunjung 90% warga asing. Tahun ini, Nadjamuddin Ramly kembali mengundang beberapa tokoh kreatif Indonesia dari berbagai bidang. Tujuannya selain untuk meningkatkan jumlah pengunjung, diharapkan lebih efektif dalam mendiplomasikan kebudayaan Indonesia.

      Senada dengan hal tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya memaparkan Indonesia dideskripsikan oleh penduduk Inggris sebagai warm destination.
      “Baik itu hangat secara alam, orang-orang, dan budaya. Pesan ini yang ingin kami bawa di Indonesian Weekend,” jelasnya, saat acara konferensi press Indonesian Weekend, di Gedung A, Komplek Kemdikbud, Jakarta.
      Acara yang digelar pada 22 Juli – 23 Juli 2017 ini turut menghadirkan serangkaian acara menarik. Ada Chef Degan yang mengangkat kuliner Indonesia, Cecep Arif Rahman yang akan berkolaborasi dengan kelompok pencak silat, pertunjukan angklung dari Jei Angklung, Endi Aras menampilkan aneka gasing, dan berbagai tarian tradisional Indonesia. Seniman hena tato, Ken juga memamerkan keahliannya mengangkat motif Dayak dan Mentawai. Ada pula menampilkan koleksi busana muslimah, bintang Youtube dan seni mural.